Seniman Aelita Andre memang baru berusia 4 tahun. Tetapi, ia sudah menggelar ekshibisi seni pertamanya di New York, Amerika Serikat. Lukisan-lukisannya pun disetarakan dengan karya Pablo Picasso.
Seniman belia asal Australia tersebut menyedot perhatian massa berkat karya-karyanya di Agora Gallery, Manhattan. Bahkan, sembilan lukisannya telah terjual dengan harga masing-masing US$ 9.900 (Rp 84,5 juta).
Mayoritas karya Aelita terinspirasi dari alam dan luar angkasa. Para pencinta seni menghadiri ekshibisi solo perdana Aelita yang bertajuk The Prodigy of Colour, Sabtu 4 Juni 2011.
Salah satu lukisan favorit pengunjung adalah The Dog & The Alien. “Itu sungainya. Itu perahunya dengan dayung dan pelangi. Itu bayi burung yang datang ke ibunya,” ujar Aelita Andre menjelaskan lukisannya.
Direktur Agora Gallery Angela Di Bello mengatakan Aelita adalah anak yang cepat berkembang dengan bakat yang langka. “Ia spesial dalam hal itu. Ia sangat tahu apa yang ia lakukan. Ia mengerti warna, komposisi, dan tekstur,” ujar Di Bello mengenai Aelita.
“Jika Anda melihat lukisan-lukisannya, Anda akan melihat itu sangat seimbang. Ia sangat konsisten dengan karyanya. Jadi, dia telah mengembangkan gaya lukisannya sendiri,” tambah Di Bello.
Menurut Di Bello, sebelum ekshibisi dibuka untuk publik, galeri telah menjual empat lukisan Aelita. Lima lukisan lagi terjual saat pembukaan ekshibisi.
Sebanyak 24 lukisan dijual di ekshibisi tersebut dengan harga antara US$ 4.400 (Rp 37,5 juta) hingga US$ 10.000 (Rp 85,3 juta).
Orang tua Aelita, Nikka Kalashnikova dan Michael Andre yang juga seniman, sepakat karya seni anak mereka sangat polos.
Menurut mereka, Aelita mulai melukis sejak usia 11 bulan. Dua tahun lalu mereka menunjukkan karya Aelita ke pemilik galeri komersial Fitzroy, Mark Jamieson. Jamieson setuju untuk menggelar ekshibisi untuk Aelita. Namun, saat menyetujui itu, Jamieson tidak tahu usia Aelita yang masih belia.
“Saya sangat terkejut. Dan sejujurnya, saya sedikit malu,” ujar Jamieson saat mengetahui usia Aelita. Jamieson pun berpikir keras apakah harus melanjutkannya atau tidak. Ia merundingkan hal tersebut dengan rekan-rekannya. “Lalu, saya berpikir, ‘Kita akan mencobanya’,” kata Jamieson.
Sejak itu, Aelita membangun kariernya sebagai pelukis abstrak ekspresionisme. Ia pun sudah disetarakan dengan pelukis kenamaan macam Jackson Pollock.
Seniman belia asal Australia tersebut menyedot perhatian massa berkat karya-karyanya di Agora Gallery, Manhattan. Bahkan, sembilan lukisannya telah terjual dengan harga masing-masing US$ 9.900 (Rp 84,5 juta).
Mayoritas karya Aelita terinspirasi dari alam dan luar angkasa. Para pencinta seni menghadiri ekshibisi solo perdana Aelita yang bertajuk The Prodigy of Colour, Sabtu 4 Juni 2011.
Salah satu lukisan favorit pengunjung adalah The Dog & The Alien. “Itu sungainya. Itu perahunya dengan dayung dan pelangi. Itu bayi burung yang datang ke ibunya,” ujar Aelita Andre menjelaskan lukisannya.
Direktur Agora Gallery Angela Di Bello mengatakan Aelita adalah anak yang cepat berkembang dengan bakat yang langka. “Ia spesial dalam hal itu. Ia sangat tahu apa yang ia lakukan. Ia mengerti warna, komposisi, dan tekstur,” ujar Di Bello mengenai Aelita.
“Jika Anda melihat lukisan-lukisannya, Anda akan melihat itu sangat seimbang. Ia sangat konsisten dengan karyanya. Jadi, dia telah mengembangkan gaya lukisannya sendiri,” tambah Di Bello.
Menurut Di Bello, sebelum ekshibisi dibuka untuk publik, galeri telah menjual empat lukisan Aelita. Lima lukisan lagi terjual saat pembukaan ekshibisi.
Sebanyak 24 lukisan dijual di ekshibisi tersebut dengan harga antara US$ 4.400 (Rp 37,5 juta) hingga US$ 10.000 (Rp 85,3 juta).
Orang tua Aelita, Nikka Kalashnikova dan Michael Andre yang juga seniman, sepakat karya seni anak mereka sangat polos.
Menurut mereka, Aelita mulai melukis sejak usia 11 bulan. Dua tahun lalu mereka menunjukkan karya Aelita ke pemilik galeri komersial Fitzroy, Mark Jamieson. Jamieson setuju untuk menggelar ekshibisi untuk Aelita. Namun, saat menyetujui itu, Jamieson tidak tahu usia Aelita yang masih belia.
“Saya sangat terkejut. Dan sejujurnya, saya sedikit malu,” ujar Jamieson saat mengetahui usia Aelita. Jamieson pun berpikir keras apakah harus melanjutkannya atau tidak. Ia merundingkan hal tersebut dengan rekan-rekannya. “Lalu, saya berpikir, ‘Kita akan mencobanya’,” kata Jamieson.
Sejak itu, Aelita membangun kariernya sebagai pelukis abstrak ekspresionisme. Ia pun sudah disetarakan dengan pelukis kenamaan macam Jackson Pollock.